Bandar Poker Terpercaya - Luhut Binsar Panjaitan menjadi salah satu perwira muda paling
bersinar di masanya. Dia merupakan lulusan terbaik Akabri 1970.
Kariernya meredup karena dicap sebagai 'orang dekat' Jenderal Benny
Moerdani. Ketika Soeharto berkuasa jabatan Benny mentereng.
Dipercaya menjadi Panglima ABRI (sekarang Panglima TNI). Benny yang
disebut sebagai 'raja intel' begitu berkuasa. Tidak ada yang berani
melawan perintahnya. Luhut termasuk junior yang mendapat perhatian
khusus dari Benny. Bersama Kapten Infateri Prabowo Subianto, Mayor
Luhut dikirim untuk belajar mengenai pasukan anti-teror di GSG-9 di
Jerman Barat oleh Benny. Kemudian Luhut dipercaya memimpin pasukan
anti-teror pertama di Indonesia, yaitu Datasemen 81 (Den-81).
Tantangan
kembali diberikan kepada Luhut. Oleh Benny, Dia ditugasi memimpin
operasi khusus mengamankan Presiden Soeharto dalam KTT ASEAN di Kota
Manila, Filipina. Kondisi ini rupanya mulai membuat Luhut tak
nyaman. Terlebih pria yang kini menjabat sebagai Menko Kemaritiman itu
kerap dipanggil datang ke kantor oleh Benny. Para senior di ABRI pun
mulai bisik-bisik. Mereka tidak senang melihat itu. Situasi
berubah beberapa tahun kemudian ketika Benny pensiun. Benny sudah tidak
punya power lagi meski memangku jabatan sebagai Menteri Hankam. Luhut
sudah Kolonel dan baru pulang pendidikan di NDU Washington DC, Amerika
Serikat.
Luhut pun berinisiatif mendatangi Benny di kantornya. Dia
menanyakan rumor kalau Benny sudah 'jauh' dari Soeharto. "Benar itu
Luhut," ungkap Luhut menirukan jawaban Benny. Menurut Luhut, Benny menjelaskan bahwa
Presiden Soeharto marah ketika dengan cara halus diingatkan bisnis
putra dan putrinya yang sudah kelewat batas. Saat itu Benny berbicara
ketika Soeharto tengah bermain biliar di rumahnya Cendana, Menteng. "Pak
Harto lalu tiba-tiba meletakkan stik biliar dan masuk kamar. Sejak itu,
Benny Moerdani tidak pernah dekat dengan Presidennya," kata Luhut.
Meski
terpental, Luhut memuji sikap Benny. "Tetapi asal kamu tahu ya Luhut,
apapun sikap beliau, saya tidak pernah kehilangan kesetiaan saya
kepadanya," kata Luhut mengingat ucapan Benny. Setelah itu bisa
diprediksi, bintang terang Luhut perlahan meredup. Sepanjang karier di
TNI, Dia tidak pernah memegang tongkat komando, seperti jadi Danjen
Kopassus, Pangdam, Pangkostrad apalagi Kasad. Saat pangkat di
pundaknya sudah bintang, Luhut pernah menjadi Wakil Komandan Pusat
Persenjataan Infanteri, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif)
TNI-AD (1996-1997) lalu Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan
Darat (Kodiklat TNI AD) (1997-1998). Status sebagai pensiunan jenderal
yang dipegangnya juga (Kehormatan).
"Saya menerima konsekuensi karena jadi 'golden boys' Pak Benny. Tapi saya terima itu dengan besar hati," kata Luhut. Luhut
mengisahkan perjalanan karier dan hubungannya dengan Benny. Memori itu
kembali diingatnya seusai berziarah ke makam almarhum Benny di Taman
Makam Pahlawan (TMP) Nasional Kalibata, beberapa waktu lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar