Bandar Poker Terpercaya - Saksi yang dihadirkan tim hukum Prabowo-Sandi di Mahkamah
Konstitusi, Nur Latifah mengaku mendapat intimidasi dari preman beberapa
hari setelah pemungutan suara pemilihan presiden (Pilpres) 17 April lalu. Dia mengatakan itu saat memberikan keterangan di MK. "Saya
dapat intimidasi dari banyak orang. Tepat pukul 11 malam tanggal 19
April," kata Latifah dalam persidangan di MK, Rabu (19/6). Latifah menuturkan saat
itu dia diminta untuk datang ke rumah salah satu warga di dusun
Winosari, Desa Karangjati, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah.
Latifah merupakan warga dusun tersebut.
"Di sana sudah ada ketua
KPPS, salah satu anggota KPPS, tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat
desa, kader partai dan beberapa preman. Di sana saya perempuan sendiri,"
kata Latifah. "Saya dituduh sebagai penjahat politik di sana," lanjutnya. Latifah
mengaku diancam dibunuh meski tidak diutarakan langsung kepada dirinya.
Ancaman itu didengarkan oleh Habib, kawan Latifah. "Saya secara
tidak langsung diancam dibunuh. jadi saya dengar dari teman saya yang
dengar langsung saya diancam akan dibunuh," kata Latifah.
Latifah
mengatakan tidak berbuat apa-apa setelah tahu ada ancaman. Dia juga
tidak memberi tahu pengurus komunitas Aliansi Peduli Demokrasi
Indonesia, tempat Latifah bernaung sebagai relawan. "Selama ancaman itu tidak langsung ke saya akan dibunuh saya merasa masih aman," kata Latifah. Pada
malam itu, Latifah juga mengaku ditanyakan soal kapasitasnya berada di
TPS. Dia juga ditanyakan mengapa ada video yang viral. Latifah mengaku
tidak tahu karena bukan dirinya yang menyebarkan.
Video yang dimaksud berisi seorang petugas TPS membantu mencobloskan 15 orang yang sudah berusia lanjut di bilik suara. "Jadi
tanggal 21 malam itu saya diminta untuk tutup mulut dan kembali ke
Semarang. Saya sedang menuntut ilmu di Semarang. Orangtua tapi di
kampung situ," kata Latifah. Latifah dalam kesaksiannya
menceritakan bahwa dirinya melihat langsung seorang anggota KPPS bernama
Komri di TPS 08 membantu mencobloskan 15 surat suara milik lansia. Dia
mengaku melihat itu secara langsung karena duduk di deretan saksi. Latifah sendiri mengatakan relawan Aliansi Peduli Demokrasi Indonesia. Dia mendapat izin untuk duduk di deretan saksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar