Sabtu, 08 Juni 2019

Prabowo Keras Kepala dan Paksakan Sandiaga Uno


Bandar Poker Terpercaya - WAKIL Sekjen Partai Demokrat Andi Arief membeberkan penyebab Prabowo Subianto kalah dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Andi mengungkap awal tanda-tanda kekalahan saat memaksakan Sandiaga Uno sebagai calon wapres. "Tidak ada pandangan subjektif pada Sandi Uno dari Partai Demokrat, SBY dan AHY. Berdasarkan survey saat itu, Sandi Uno teridentifikasi politik SARA, sehingga sulit menang di Jateng dan Jatim yang pemilihnya besar. Pak Prabowo keras kepala dan meninggalkan Demokrat. Kini terbukti," kata Andi melalui akun twitternya @AndiArief_, Jumat (7/6).

Partai Demokrat, SBY, dan AHY, jelas Andi, ditinggal hanya karena mengatakan jika Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno tidak memiliki peluang menang berdasar survei dan menyarankan Prabowo mencari cawapres lain agar kesempatan menang ada. Andi menuturkan, ada rahasia yang dipegang oleh elite Partai Demokrat, SBY, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait dinamika politik Pilpres 2019 hingga akhirnya Prabowo menggandeng Sandiaga Uno.

"Ada hal yang tidak pantas saya kemukakan soal mengapa Pak Prabowo memaksakan wakilnya Sandi Uno. Biarlah itu menjadi rahasia Partai Demokrat, SBY, dan AHY. Namun sejarah mencatat bahwa Partai Demokrat, SBY, dan AHY sudah menunjukkan jalan menang namun ditolak Pak Prabowo," cuit Andi lagi. Kata Andi, meski tidak yakin menang dengan komposisi pasangan Prabowo-Sandi, Partai Demokrat sudah berusaha mengusulkan sejumlah langkah konkret.

"Meski tidak yakin akan kemenangan 02, namun Partai Demokrat, SBY dan AHY tetap berupaya mencari jalan yang benar agar 02 menang. Berkali-kali pertemuan mengusulkan sesuatu yang positif namun selalu ditolak oleh 02. Kawan yg baik adalah yg mengajarkan hal benar," sambung Andi. Anehnya, lanjut dia, Partai Demokrat yang justru dituding sebagai biang kekalahan. "Pasangan 02 deklarasi capres cawapres tanpa melibatkan Partai Demokrat, SBY dan AHY. Artinya, merasa kuat dan punya perhitungan sendiri untuk menang. Dalam kenyataannya kalah terpuruk, malah menyalahkan Partai Demokrat, SBY dan AHY. Ngambek pada kekuatan yg tidak dilibatkan."

Pilpres 2019 menurut dia memberi pelajaran bahwa faktor uang tidak menjadi jaminan menang. "Pelajaran buat semua yang akan ikut capres dan cawapres, agar memperhatikan survey sebagai alat bantu kemanangan. Punya uang banyak namun survey tidak berpeluang dalam level pilpres jangan memaksakan diri," kata Andi. Sebelumnya, Andi Arief juga mencuit kekecewaannya terhadap Prabowo yang lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. "Jenderal kardus," kata Andi Arief.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar