Bandar Poker Terpercaya - TEMUAN obat penyembuh kanker dari kayu bajakah tunggal hasil karya
ilmiah siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah, akan dipatenkan.
Penelitian itu dilakukan selama dua tahun dan berhasil meraih medali
emas dalam World Invention Creati-vity Olympic (WICO) di Seoul, Korea
Selatan, pada 28 Juli 2019. "Kita segera mematenkan hak kekayaan
intelektual ( HKI) mengenai karya ilmiahnya," ucap Herlita Gusran, guru
pembimbing siswa tersebut. Dijelaskan Herlita, penelitian itu
dilakukan anak didiknya, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani
sejak 2017 lalu, didasari oleh kearifan lokal. Selama ini, bajakah
merupakan obat turun temurun suku Dayak.
"Sejak tahun 2017 itulah
anak didik kami melakukan penelitian dan kami juga melakukan penelitian
di Universitas Lambung Mangkurat, Kalsel, untuk melihat senyawa aktif
yang ada di dalamnya," bebernya. Setelah pengujian laboratorium,
tanaman bajakah terbukti mengandung 40 macam zat penyembuh kanker, di
antaranya saponin, fenolik, steroid, terpenoid, tannin, alkonoid, dan
terpenoid. Sebagai pembuktian, pengujian dilakukan pada tikus
putih kecil yang mengidap tumor. Setelah diuji dengan memberikan minum
air kayu bajakah tunggal selama dua pekan ternyata tumor yang ada
didalam tubuh tikus kecil itu hilang dan sembuh. "Bahkan tikus itu
berkembang biak," sahutnya.
Untuk mengolah tanaman bajakah menjadi
obat kanker, prosesnya dilakukan melalui pengeringan dengan bantuan
matahari. Tanaman yang telah mengering dicacah, ditumbuk hingga menjadi
bubuk dan direbus. Satu gram bubuk bajakah direbus dengan air
selama 30 menit dan minum air rebusan tersebut sebagai pengganti air
minum setiap hari. Untuk rasa, rebusan air bajakah memiliki warna
seperti teh dan rasa yang hambar. Sebelum mewakili Indonesia di
Korea Selatan, Pada 12 Mei 2019 karya ilmiah tentang tanaman bajakah
dilombakan di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, dan meraih
medali emas dan keluar sebagai juara nasional.
Selain bajakah, suku Dayak masih memiliki puluhan jenis tanaman
hutan yang sudah diidentifikasi berpotensi sebagai bahan obat yang
memerlukan penelitian saksama. Mulai dari manggis hutan, sangeh, lali,
kayu busi atau sisik saluang, paku bukit, suli, hingga kayu kamal atau
pupuk sutera. Puluhan tanaman tersebut sering digunakan penduduk
Suku Dayak yang hidup terpencil untuk menjaga kesehatan maupun
menyembuhkan penyakitnya secara tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar