Rabu, 14 November 2018

Hasil Penyelidikan Sementara Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi


Bandar Poker Terpercaya - Kematian empat orang pembunuhan satu keluarga di Bekasi pada Selasa (13/11/2018) masih menjadi misteri. Berikut hasil penyelidikan sementara. Kematian empat orang pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (13/11/2018) masih menjadi misteri. Empat anggota korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi tersebut bernama Diperum Nainggolan (38) suami, Maya Boru Ambarita (37) istri, Sarah Boru Nainggolan (9) anak pertama, dan Arya Nainggolan (7) anak kedua.

Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan dari tubuh korban dan juga olah tempat kejadian perkara (TKP). Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol, Indarto, mengungkapkan, beradasarkan hasil penyelidikan TKP, tak ada kerusakan pada pintu atau kunci rumah keluarga yang tewas tersebut. "Sementara ini kita melihat tidak ada pintu yang dicongkel," kata Indarto, Selasa (13/11/2018). Indarto juga mengatakan pihaknya juga sempat menemukan sebilah gunting yang tergeletak di dekat jenazah korban yang ditemukan terkapar di ruang tengah atau ruangan televisi.

"Tadi ada beberapa sudah kita amankan berupa gunting, tapi kita akan cek apakah gunting itu memang digunakan atau kebetulan ada di TKP," jelas dia. Diketahui, dari penjelasan penghuni kos yang dikelola oleh satu di antara korban tewas, Diperum Nainggolan, yakni Jimmy, tidak ada seorang pun yang bisa masuk tanpa seizin Doglas atau Diperum jika datang lebih dari jam 11 malam. Sementara Jimmy juga memegang kunci gerbang karena sering pulang telat malam. "Yang punya kunci itu cuma Pak Doglas, Pak Diperum sama aku, karena kebetulan aku sudah empat tahun tinggal disini dan kadang suka pulang hingga larut malam," jelas dia.

Adapun jika penghuni kos pulang larut malam pasti harus mengabari pengelola kos, Diperum atau Doglas. Menurutnya, biasanya penghuni kos yang pulang larut malam akan menelpon untuk dibukakan pintu. Jimmy juga mengaku tak mendengar suara keributan apa pun pada malam itu. "Saat kejadian saya kebetulan sudah tidur dari jam 12 malam, saya enggak denger sama sekali suara ribut-ribut atau apa sampai jam 12 itu," ungkapnya.

Kepala Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes pol Edy Purnomo mengungkapkan hasil penyelidikan terhadap jenazah korban. Edy mengatakan pada jenazah, terdapat luka-luka dari benda tumpul dan senjata tajam. "Luka senjata tajam, ada banyak, ada benda tumpul juga. Anak juga ada luka sajam," kata Edy Purnomo, Selasa (13/11/2018). Berdasarkan penuturan Edy, luka yang diderita korban terdapat pada perut hingga ke kepala. "Susah kalau ngomong kebanyakan. Ya pokoknya serangannya banyak," ucapnya. Edy menuturkan, jika dilihat dari luka pada jenazah, pelaku diduga lebih dari satu.

Sementara itu, Kapolres Metro Bekasi Kombes Indarto mengatakan kedua anak yakni Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) tewas diduga akibat disekap hingga kehabisan oksigen. "Sedangkan untuk anak luka kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka. Nanti hasil tepatnya semua jenazah kita kirimkan ke Kramat Jati untuk diautopsi," jelas dia. Adapun keempat korban yakni suami dan isteri ditemukan di ruang televisi sedangkan kedua anaknya ditemukan di ruang tidur. "Korban saat ditemukan sudah berlumuran darah di ruang tv, sedangkan kedua anaknya ditemukan di kamar tidur," jelas Indarto.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan saat ini dugaan motif pelaku pembunuhan karena ada dendam terhadap korban. Dugaan ini menurut pihaknya, melihat dari kasus-kasus yang ditangani kepolisian sebelumnya. "Dari pengalaman dan dari hasil yang ditangani kepolisian (sebelumnya). Kalau sadis dan yang dibunuh bukan satu orang, itu ada latar belakang dendam. Ini dari hasil pengalaman yang sudah dikerjakan kepolisian," ujar Dedi Prasetyo, Selasa (13/11/2018). Namun, Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa hal tersebut masih menjadi dugaan sementara, karena proses penyelidikan masih dilakukan oleh Polres Metro Bekasi Kota. Menurut Dedi lantaran setiap kasus memiliki karakter sendiri.

"Secara umum oke lah, kalau secara global ya itu bisa dibilang ‘diduga’. Tapi kasus pembunuhan sadis dan lebih dari satu orang, mayoritas karena dendam," ujar Dedi Prasetyo. Lanjutnya Dedi mengatakan pihaknya terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus pembunuhan ini. "Penyidik akan lihat fakta itu, apakah kasus pembunuhan atau hanya untuk mengelabui suatu peristiwa. Polisi harus matang, ada labfor (laboratorium forensik), ada Inafis. Itu kita libatkan," ujar Dedi Prasetyo.

Sementara itu, Polda Metro Jaya membentuk tim gabungan khusus untuk menyelidiki kasus tewasnya satu keluarga di Bekasi tersebut. "Polda membentuk tim beserta Polres Bekasi Kota dan Polsek. Tim itu akan melakukan penyelidikan, kami mencari saksi-saksi dan motifnya apa," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, di Bekasi, Jawa Barat. Selain itu, tim gabungan juga akan melakukan olah tempat kejadian perkara (olah TKP) seperti mencari sidik jari, mengerahkan anjing pelacak, dan lain-lain. Anjing pelacak tersebut dikerahkan pihak kepolisian, untuk mengendus jejak pelaku atau mencari hal lain terkait tewasnya satu keluarga tersebut. "Kami cari barang bukti. Kemudian kami evaluasi, hasil evaluasi kami selidiki," ujar Argo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar